Kapanlagi.com - Banyak penyanyi tanah air yang belakangan ini mengaku berniat untuk go international karena merasa sudah memiliki kemampuan dan popularitas yang cukup, namun bagi seorang penulis lagu kawakan asal Surabaya, Franky Sahilatua, go international tidaklah semudah yang dibayangkan.
"Nggak mungkin penyanyi asing bisa masuk ke sana, sehebat apapun nggak bisa, bukan hanya karena populer terus nduwe karep, itu nggak bisa, akan mengganggu porsinya seniman lokal di sana," jelas penulis lagu Kemesraan yang dipopulerkan oleh Iwan Fals tersebut, menjelaskan kondisi industri musik di luar negeri.
Sementara itu, Franky yang ditemui KapanLagi.com bersama Garin Nugroho, dalam radio talkshow mengenai acara Dongeng Perubahan yang digelar di Radio Mas Fm, Malang, Minggu (14/6) tersebut juga menegaskan, jika permasalahan utama dalam go international adalah regulasi yang ketat.
"Union artisnya itu tidak mengizinkan, mereka support dan begitu melindungi para artis lokalnya, jadi nggak bisa nyelonong begitu aja, ini soal regulasi, saya bilang begini malah banyak yang ngetawain," tandasnya sambil tersenyum.
Saturday, April 3, 2010
Penyanyi tanah air
Kepiawanan S Djody Membangun Usahanya
KabarIndonesia - Sebagai seorang pengusaha, Setiawan Djody sukses membangun kerajaan bisnisnya terutama di bidang perminyaan dan telekomunikasi. Di satu sisi diapun tetap konsisten menjalani hobi sekaligus “profesi ke duanya” yaitu musisi. Lalu apa hubungan musiknya dengan pemanasan global? Setiawan Djody adalah sepucuk nama yang telah dikenal begitu luas. Tidak hanya oleh kalangan pengusaha, seniman atau jajaran tokoh-tokoh berpengaruh dalam dan luar negeri. Tetapi deretan namanya juga ada di sela-sela perbincangan masyarakat biasa. Tak bisa disangkal kemampuannya untuk “mengawinkan” dua dunianya bisnis dan musik secara harmonis menjadi penyebabnya. Tak heran jika kemudian nama Djody mampu berdiri dan melebur di semua tatanan profesi tanpa harus terpengaruh oleh urutan hierarki dan kasta.
Berbicara dengan laki-laki kelahiran Solo, Jawa Tengah, 13 Maret 1949 ini. Maka kita akan diajak mencermati tiap helai peristiwa nasional maupun Internasional secara dalam. Mulai dari ekonomi dunia dengan kapitalis globalnya sampai efek rumah kaca dan global warming. Dan khusus soal terakhir Djody mempunyai perhatian yang lebih. Menurutnya dunia tengah berada dalam titik yang mencemaskan. Karena sewaktu-waktu peradaban dunia ini bisa hilang akibat ancaman kerusakan alam yang serius. “Sesungguhnya ancaman terbesar bagi anak cucu kita adalah efek dari pemanasan global dan ini lebih berbahaya dari teroris,”ujarnya.
Beberapa tokoh penting di seluruh dunia saat ini menurut Djody sudah mulai aware dengan masalah ini. “Dari Algor di Amerika Serikat sampai Pangeran Charles di Inggris semuanya memulai berkampanye soal bahaya global warming ini,” tuturnya. Ditambahkan oleh Djody mencairnya blok-blok es di kutub utara dan selatan tidak lagi sekadar wacana. Karena hal tersebut bisa terjadi dalam jangka waktu 50 tahun ke depan jika masyarakat tetap tidak mengindahkan tindakannnya yang dapat merusak keseimbangan alam. Dan konsekuensi besar yang harus di tanggung adalah tenggelamnya dunia ini di mulai dari benua Eropa dan Amerika. Kenyataan ini pula yang melatar belakangi Chairman & CEO Sedco Oil ini merilis album bertajuk Opera Raksasa Biru yang mengusung pesan Warning! Global Warming. Baginya berkampanye lewat musik adalah sebuah langkah yang efektif. Musik ia anggap sebagai suara yang universal untuk menyuarakan kebenaran. “Masyarakat mulai kita ajak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan sumber daya alamnya. Kita mulai dari hal-hal yang sederhana dulu. Seperti mencabut charger setelah selesai di pakai, gunakan lampu seperlunya, dan lainnya,” papar pemilik gelar KPH dari keraton Solo ini.
Peran Indonesia sendiri terhadap kelangsungan dunia ini sangat besar. Apalagi Indonesia merupakan salah satu paru-paru dunia yang hutannya mengalami kerusakan terbesar dan tercepat. “Bayangkan jika Indonesia menyumbangkan karbondioksida sebanyak 1 persen saja di kutub utara bisa 12 kalinya,” tukas Djody. Karena itu semua pihak sudah saatnya untuk melangkah memperbaiki alam. “Seperti BCA ini mungkin salah satu divisinya bisa membangun usaha dengan green capital. Jangan dipikir ini tidak ada keuntungannya, tetap profit oriented. Jadi selain menyelamatkan alam keuntungan bisnisnya juga ada,” ujar kawan penyair Rendra dan musisi Iwan Fals ini.
Budaya dan seni sejatinya memberi influence besar dalam mempengaruhi kesuksesan, sebagaimana diakui oleh seorang setiawan Djody. “Saya waktu kecil pernah mengenal Sony Morita pemilik Sony Coorporation beliau itu ahli musik. Dia membangun coorporate culturenya sesuai dengan watak budayanya sendiri. Hasilnya sekarang Sony menjadi perusahaan besar.” Pun demikian dengan Djody ketika bisnis dan musik hampir tak jeda mengisi kesehariannya diapun mampu membangun perusahaannya sesuai dengan kulturnya sendiri.
Bagi Djody bisnis dan musik merupakan dua kutub yang saling bersimbiosis mutualisme. “Tanpa mempunyai kekuatan bisnis, saya tidak akan bisa menghasilkan karya kalau orang jawa bilang adiluhung, yaitu karya yang tidak mementingkan pasar dan punya nilai lebih,” ujar Ketua Federasi Kebudayaan Indonesia-Rusia ini. Kini dalam titik kemapanannya Djodypun kian arif melihat kehidupan. “Setelah saya masuk umur kepala lima hampir habis, saya ingin mengisi sisa hidup dengan penjernihan spiritual. Jadi selain profit oriented juga spiritual oriented,” pungkasnya.
Pada tahun 1970-an selepas menyelesaikan sekolah di Amerika Serikat Djody memulai usaha pertamanya di bidang perminyakan dan real estate. Djody juga tercatat melakukan bisnis kapal tanker bersama putra mantan penguasa Orde Baru Sigit Haryojudanto. Lantas, bersama Tung Chi Hwa—mantan Gubernur Hong Kong—Djody membangun kapal pengangkut minyak mentahnya. Dengan Tommy Soeharto Djody juga pernah mengembangkan proyek LNG dan bisnis mobil balap Lamborghini. Karena hal ini lantas orang banyak yang mengaitkan bahwa keberhasilan bisnis Djody lantaran dia dekat dengan keluarga cendana. Menurut Djody sebagai pengusaha tentu wajar jika dia dekat dengan penguasa namun bukan berati dia harus larut di dalamnya. “Kuncinya adalah Truth full and wisdom. Meski dekat dengan Pak Harto saya pernah mengritik beliau lewat lagu-lagu di Kantata. Saya bersahabat dengan SBY tapi saya tidak mau menjadi penjilat,” papar Djody. Salah satu kritik terbesar Djody terhadap Soeharto adalah soal rencana pembangunan reaktor nuklir. Dan kini ketika pemerintah SBY ingin mengembangkan lagi energi ini Djody juga tetap berteriak lantang. “Nuklir memang murah tapi cost major risk sangat luar biasa. Kalau sampai gagal mengatasi habis semua,” papar Djody. Menurut Djody masih banyak energi lain di Indonesia ini yang juga murah dan resikonya kecil seperti batu bara atau gas.
Keberhasilan dalam Kesederhanaan
Keberhasilan dan kesuksesan seseorang kadang belum tentu karena penguasaan teknologi tinggi, lulusan universitas terkemuka, kemenarikan user interface (baca: tampan atau cantik), kewibawaan, kejeniusan, kepandaian, atau karena atribut-atribut hebat dan keren yang lain. Banyak jalan untuk sukses, saking banyaknya jalan, membuat “teknik menjadi sukses” menjadi sulit untuk dibuatkan formulanya. Kita tentu tidak bisa menduga bahwa apa yang dilakukan oleh seorang mahasiswa bernama Jerry Yang dengan mengumpulkan link-link situs, membuat kategori dan fitur pencarian akan menjadikannya situs portal dan search engine terkemuka di dunia (Yahoo.Com). Itu adalah sekelumit diskusi di Kuliah Umum Universitas Widyatama Bandung, dimana penulis diminta menjadi pembicara untuk tema “Trend SDM dan Jalur Karir IT”.
Iwan Fals telah menjadi legenda dalam permusikan Indonesia. Padahal seperti pengakuan mas Iwan di awal-awal karirnya, dia hanya bisa mainin 3 chord gitar. Lagunya juga sederhana-sederhana, kekuatan dan keunikannya justru adalah di lirik.
Justru dengan kesederhanaan penggunaan chord gitar, saya yang waktu itu masih SMP bisa dengan mudah menyanyikan lagu-lagu “Sarjana Muda”, “Aku Antarkan”, “Buku ini Aku Pinjam” milik Iwan Fals dengan gitar murah yang dibelikan orang tua saya. Demikian juga dengan anak-anak yang biasa berkumpul di post ronda di kampung, yang belajar gitar asal-asalan, tetap bisa dengan merdu menyanyikan lagu-lagu mas Iwan. Dan akhirnya lagu-lagu sederhana mas Iwan menggema di seantero republik, terkenal dan melegenda.
Tukul Arwana menjadi satu ikon baru dalam dunia talkshow di Indonesia. Mas Tukul mendobrak atribut host talkshow yang biasanya cerdas, pintar, keren dan berwibawa. Padahal Mas Tukul sendiri adalah wong ndeso dengan logat bahasa Indonesia medok ala Perbalan Semarang dan ditambah dengan bahasa Inggris yang belepotan. Tukul Arwana adalah trend setter baru, kalimat sederhana seperti “kembali ke laptop”, “puas kamu puas” atau olok-olok ala semarang seperti “kutu kupret”, “katrok”, “asem ik”, dsb menyebar secara nasional. Mas Tukul berhasil menjadikan kesederhanaan dan kekurangannya menjadi kapital untuk meraih sukses.
Google.Com termasuk “perusak mitos” web design dunia. Penampilannya yang terlalu sederhana, tentu akan sulit memenangkan kontes web design di level dunia atau bahkan di level Indonesia Kedip-kedipin Tapi sebenarnya secara teori software engineering, Google.Com adalah contoh terbaik bagaimana sebuah sistem dan software dikembangkan. Kalau tujuannya adalah membuat mesin pencari alias sistem yang menjadi solusi untuk pencarian informasi, kenapa top page harus menampilkan yang lain selain kolom untuk pencarian? Google.Com membuktikan keberhasilannya dengan meraup 60-70% market share mesin pencari.
IlmuKomputer.Com dulu sering diejek orang karena terlalu sederhana dalam teknologi web, hanya menggunakan statik html, tanpa desain yang menarik dan bahkan tanpa CMS. Saya bukan desainer yang baik, dan saya memang ingin fokus memberi solusi di permasalahan yang ada (sebagai referensi bisa baca tulisan saya tentang membangun komunitas maya). Setelah 4 tahun menggunakan statik html, di awal tahun 2007 IlmuKomputer.Com saya ubah menggunakan dynamic html dengan CMS yang sederhana yaitu Wordpress. Sederhana karena ukuran kecil, business process tidak rumit dan saya tidak repot kalau ada security hole karena saya cukup update
dengan versi terbaru CMS dari Wordpress.Org. Dengan kenyamanan itu saya bisa konsentrasi ke konten dan solusi yang ingin saya tawarkan. Saya yakin IlmuKomputer.Com belum sukses, tapi jumlah visitor dan daily hits yang tinggi membuktikan bahwa penggunanya banyak (dan semakin banyak).
Kegigihan dan kejelian kita mengubah suatu kesederhanaan dan bahkan kelemahan atau kekurangan, menjadi sebuah kekuatan adalah kunci keberhasilan. Jangan minder, jangan rendah diri dan jangan hiraukan ejekan orang lain hanya karena kita sekolah di universitas yang tidak terkemuka ataupun di universitas kecil yang ada di kota kecil Kedip-kedipin Toh Linus Torvald yang bukan lulusan Standford University atau MIT berhasil membuktikan bahwa LINUX dapat menjadi sistem operasi handal dan terkenal, bahkan mengalahkan kampiun sistem operasi dunia Prof. Andrew S. Tannenbaum yang sebelumnya membuat MINIX.
Kreatifitas menghasilkan produk yang diakui dan bermanfaat untuk masyarakat harus terus diasah, ini sering saya sebut keunggulan defacto. Sekolah setinggi mungkin juga penting karena ini adalah keunggulan dejure. Jadi keunggulan defacto dan dejure adalah termasuk faktor keberhasilan. Targetting untuk menjadi seorang specialist yang mumpuni harus terus dikejar, karena di era ke depan semakin sedikit wilayah kerja untuk kaum generalist (ngerti banyak hal tapi hanya kulit-kulitnya). Tapi jangan lupa juga bahwa kita harus menjadi seorang specialist yang punya kemampuan verbal dan bisa “menjual” dan “bernegosiasi” dengan orang. [Source : romisatriawahono.net] ***